Menarikan lirih skema rindu kita
Kau memajang ribuan mimpi
Menebar aroma buih awan di bias titik anggunmu
Ku ingin mencari
Sekian hatur makna yang mulai membenih pada detik nadimu
Dan temukan sayap takdir di ujung do’a kita
Kau tiada lirih
Menyusun sekian perisaimu
Membawaku pada istana
Selamkan aku pada kolam cintamu
Basahkan aku
Pada danau yang beriak di pipimu
Dan mulai kau renangkan aku
Dengan perahu kecil di degup jantungmu
Kau pun berbisik
“Jangan pernah tinggalkan aku, meski mungkin aku hanya penghias yang tak sempurna”
Semakin aku tertegun
Diam, lalu kembali menatapmu
Menyusuri sekian bilik hatimu
Menyemilirkan udara kasihmu
Yang mulai memanggilku
Untuk bertandan dengan irama dan nostalgia kidung kita
Kau tiada letih
Menuai segala arah janjimu
Yang memaut cumbu asihmu dalam asah diri yang terkulai
Kau hangatkan tubuh yang mulai menggigil dalam arah yang tertebar
Lalu sembab dayumu
Senandungkan irama zafi
Tanpa memilih dan memaksa
Sekian arah nafasmu akan tersunting di laman ruang jariku
Nyalakan lentera kecil di ujung malam
Dalam do’a di atas perisai cinta
Menuju perjalanan atas sejarah di kota Binjai, 2011
