MUSYAHADAH CINTA

MENGGAPAI RESTU DAN CINTA ILAHI RABBIY

Selasa, 13 November 2012

Agar Indonesia lebih Mandiri



Indonesia? Orang bilang tanah kita tanah surga. Tanah dengan begitu banyak sumber daya alam. Tanah dengan kepulauan terbesar di dunia. Namun apakah dengan kekayaan yang melimpah, rakyatnya juga hidup mewah? Untuk itu, dibutuhkan beberapa inovasi agar negara Indonesia dapat menjadi negara maju kini dan nanti. Inilah beberapa Inovasi yang dapat dikembangkan agar Indonesia lebih mandiri, antara lain :

A. Tidak ketergantungan dengan pihak asing

Seperti yang kita ketahui indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat besar. Namun sayangnya, justru yang mengolah sumber daya alam kita adalah perusahaan – perusahaan asing, seperti PT Freeport, Newmont Mining Corporation, dan lain – lain. Apakah selamanya Indonesia akan terus ketergantungan dengan pihak asing seperti ini? Kapan saatnya Indonesia bisa mandiri? Oleh karena itu, pemerintah yang memegang peranan penting dalam hal ini harus lebih bijak mengambil keputusan, misalnya dengan mengembangkan sumber daya manusia Indonesia agar mampu mengolah sumber daya alam sendiri dan mengembangkannya. Sehingga Indonesia tidak perlu lagi bekerja sama dengan perusahaan asing untuk mengolah sumber daya alam negara kita.

B. Pendapatan dari pengolahan sumber daya alam diberikan ke daerah asal jangan sebagian besar diserahkan ke wilayah pusat

Tanah papua merupakan tanah yang kaya tapi lihatlah masih banyak penduduknya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal pendapatan dari pengolahan sumber daya alam mereka sangatlah besar. Misalnya saja pendapatan dari PT Freeport, ketentuan itu diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 Februari 2012. Termasuk juga PT Freeport yang mana Saat ini, sebanyak 90,64% kepemilikan saham Freeport Indonesia dikuasai perusahaan asal Amerika Serikat (AS), yaitu Freeport Mc MoRan, termasuk di dalamnya 9,36% dikuasai lewat anak usahanya PT Indocopper Investama. Sementara sisanya, sebanyak 9,36% dipegang oleh pemerintah Indonesia. Yang luput dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 adalah berapa persen yang semestinya orang Papua sebagai pemilik hak ulayat tempat beberapa perusahaan asing beroperasi. Misalnya Freeport dan BP Tangguh di Bintuni, Papua Barat. Jadi, rakyat papua tidak bisa menikmati hasil dari kekayaan alam mereka seutuhnya. Mereka yang memiliki, justru mereka pula yang gigit jari. Apalagi kalau bukan pendapatan dari pengolahan sumber daya alam tersebut sebagian besar telah diserahkan ke wilayah pusat. akibatnya yang di daerah tak merasakan hasilnya. Maka tak heran, bila papua ingin merdeka, karena pemerintah tak adil kepada mereka. Sudah saatnya mereka yang memiliki sumber daya alam yang besar, mereka pula yang mencicipi hasilnya.





C. Menyalurkan dan mengulurkan kredit kepada warga yang sangat miskin

Saat ini bank – bank yang ada di Indonesia kebayakan hanya memberikan kredit kepada orang – orang mampu. Kini saatnya Menyalurkan dan mengulurkan kredit kepada warga yang sangat miskin agar mereka dapat mengembangkan usaha kecil menengah. Sehingga pengangguran di Negara kita dapat dikurangi. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang ekonom asal Bangladesh yaitu Muhammad Yunus. Beliau telah menunujukkan kepada kita semua apa yang dimaksud dengan dream big, start small. Impiannya adalah bagaimana bank – bank setempat dapat menyalurkan dan mengulurkan kredit kepada warga yang sangat miskin. Bayangkan saja, banyak dia antara mereka yang mengharapkan pinjaman berkisar Rp. 12.000.
Ide yang sangat mulia ini sempat ditawarkan ke mana – mana, namun ternyata semua pihak cuma menggelengkan kepala dan mengangkat bahu. Sepintar apapun ia berargumen, tetap saja banker dan pejabat pemerintah berpendapat, “ Orang melarat tidak layak dikucurkan kredit.” Apalagi tanpa jaminan. Seolah – olah itu sudah menjadi aksioma yang tidak perlu diotak – atik lagi.
Untunglah Muhammad Yunus tidak berpangku tangan . Ia mulai menanggalkan dan meninggalkan cara pandang seekor burung. Alih – alih begitu, ia malah menegnakan cara pandang seekor cacing, di mana ia berusaha mengetahui apa yang terhampar tepat di depan mata. Dengan mengendusnya. Dengan menyentuhnya. Berdasarkan itulah, ia berbuat.
Mulanya, ia hanya menjadi semacam penjamin bagi warga yang sangat miskin. Lama- kelamaan, ia malah merintis banknya sendiri. Tentu saja sesuai dengan konsep yang ia cita – citakan sedari awal. Nama banknya adalah Grameen Bank. Tanpa diduga – duga , kini bank impiannya berhasil menangani 46.000 desa di Bangladesh melalui lebih dari 1.200 cabang. Atas jasanya yang mencengangkan tersebut, ia pun dianugrahi Nobel Perdamaian. Tidak ada salahnya bila Indonesia mencontek apa yang dilakukan Muhammad Yunus ?




Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14.Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENYIPTA PELANGI DI HALTAR HATI


RINDU KAMI PADAMU YA RASUL

RINDU KAMI PADAMU YA RASUL

ENGKAULAH TUJUANKU YA ALLAH

ENGKAULAH TUJUANKU YA ALLAH
Free Flower Cursors at www.totallyfreecursors.com

ada masa pada waktu

VISITORS

mahabbah







kalamullah

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut