Sabtu, 16 Februari 2013
DARI FILOSOFI BATIK KE BATIK FISIKA
Batik adalah salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang menyimpan sejuta kearifan yang mengakar secara substansial, dari sisi ornamentasi harmoninya, proses pembuatannya hingga cara kita mengapresiasikannya.
Batik yang sangat kental dengan unsur tradisi terasa jauh dari jangkauan teknologi; sementara itu, fisika adalah ilmu yang dipandang lebih banyak berhubungan dengan rumus – rumus dan teknologi. Keduanya tampak bertolak belakang. Namun dengan adanya ilmu fisika dapat digunakan untuk mengungkapkan keindahan batik, dan melalui fisika kita bisa berkreasi menciptakan desain – desain batik dengan cara menggabungkan pola – pola batik tradisional melalui aplikasi komputer.
Seni batik dari masa ke masa, selalu berkembang dalam keragaman yang artistik. Dalam perkembangannya telah terjadi proses akulturasi yang terlukis pada batik Belanda, batik Cina, batik wong cilik, dan batik klasik. Unsur – unsur Hinduistik, Eropa, dan Cina tergambar secara jelas pada lembar – lembar batik, seperti motif burung, motif naga, juga motif fenomena alam.
Eloknya batik itu hanya sekelumit dari sekian bukti rajut mesra antara budaya – budaya di Nusantara khususnya jawa, dengan budaya luar dapat menebar di ranah seni batik, manandai relasi akulturasi yang demikian luasnya. Sehingga proses akulturasi ini terus berlanjut sampai berabad – abad kemudian, saling mempengaruhi, memperkaya, dan mewujud menjadi batik nusantara.
Batik adalah teknik perintang warna dengan menggunakan malam, yang telah ada sejak pertama kali diperkenalkan dengan nama batex oleh Chastelein, seorang anggota Raad Van Indie (Dewan India ) pada tahun 1705. Pada masa itu penanaman dan penenunan kapas sebagian besar berpusat di pulau Jawa. Penduduk biasa mengenakan kain yang dilukis dengan cara mereka sendiri. Akhirnya teknik itu berkembang dan dikenakan oleh semua kalangan hingga sekarang. Batik sebagaimana namanya yaitu mbatik adalah ngemban titik. Secara operasional berarti padat karya, karena membatik membutuhkan banyak tenaga kerja. Membatik bisa berarti mbabate saka sithik. Membatik membutuhkan kesabaran luar biasa, mengingat membatik bersumber dari kata hati.
Sebagai pusaka budaya, seni batik selayaknya kita lestarikan keberadaanya, sekaligus dikembangkan corak dan motifnya sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satu alasan kuat perlunya batik dilestarikan, adalah bahwa seni batik memiliki nilai tradisi budaya nusantara yang sangat berharga. Selain itu, seni kriya batik telah mengangkat martabat budaya bangsa ke arena persaingan dunia tekstil, karena kualitas estetik dan teknis, serta berbagai keunikannya. Apalagi pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu batik telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia non-kebendaan oleh UNESCO mendampini wayang kulit dan keris yang sudah memperoleh pengakuan terlebih dahulu.
A. IMPLEMETASI KREATIF MELALUI SIFAT FRAKTAL PADA BATIK SECARA KOMPUTASIONAL
Batik merupakan kriya tekstil yang tak asing bagi orang Indonesia, bahkan sering menjadi simbol bangsa Indonesia. Batik dikenal erat kaitannya dengan kebudayaan etnis Jawa di Indonesia bahkan semenjak zaman Raden Wijaya (1294 – 1309) pada masa kerajaan Majapahit (Hasanudin, 2001). Namun pada dasarnya berbagai bahan sandang memiliki corak batik juga dari luar pulau Jawa, misalnya di Jambi, Kalimantan, dan Sulawesi. Motif batik digunakan mulai dari hiasan, kain sarung, peci, kemeja, bahkan kerudung dan banyak lagi. Proses batik atau dalam verba disebut pula mbatik merupakan hal yang tidak sesederhana menggambarkan sebuah lukisan. Multiperspektif yang terpancar dari ornamentasinya merupakan hasil dari proses dan tahapan yang sangat menarik.
H. Santosa Doellah dalam sebuah buku yang berjudul “ The Impact Of Time And Environment “ diterbitkan oleh Danar Hadi mengatakan setidaknya terdapat tiga tahapan proses , yakni:
1. Klowongan , yang merupakan proses penggambaran dan pembentukan elemen dasar desain batik secara umum.
2. Isen – isen, yaitu proses pengisian bagian - bagian dari ornament dari pola isen yang ditentukan.
3. Ornamentasi harmoni, yaitu penempatan berbagai latar belakang dari desain secara keseluruhan sehingga menunjukkan harmonisasi secara umum.
Hal yang menakjubkan dari batik adalah bahwa batik merupakan proses yang lahir dari sistem kognitif dan penggambaran akan alam dan lingkungan sekitar. Batik tercipta melalui pemetaan antara objek di luar manusia pembatik dan artikulasi kognisi dan aspek psikomotorik yang terulang dalam kriya batik. Kenyataan bahwa batik bersifat fraktal (bentuk – bentuk geometri dengan kemiripan diri yang memiliki detail tak terhingga) seolah menjadi hal yang menunujukkan bahwa ada kebijaksanaan terpendam dalam penggambaran dunia yang tak seperti geometri Aristotelian yang kita kenal. Hal ini implisit dalam karya – karya batik. Jika seni budaya dan sains modren telah berinteraksi sedemikian sebagaimana kita kenal saat ini, maka jelas budaya kriya batik telah berinteraksi dengan kebudayaan orang – orang yang tinggal di kepulauan Indonesia. Jika fraktal telah menginspirasi perubahan dan dan menjadi sumber kreativitas dan progresivitas sain dalam berbagai bentuk interdisiplinaritas ( gotong - royong), bukankah menjadi mungkin jika batik juga dapat memberi inspirasi dan sumber kreativitas cara pandang yang lebih baik akan dunia?
Pigmentasi kerang, bunga salju, bahkan pergerakan harga saham dan indeks dalam ekonomi menunjukkan pola – pola fraktal, dengan melakukan peniruan secara komputasional (proses yang melibatkan teknologi komputer atau proses terurut/ algoritmik), kita mengetahui sebagaimana pola – pola kompleks dapat terjadi di alam semesta dan lingkungan sosial kita.
Batik menjadi tak mungkin direduksi menjadi sekedar motif berpola, sementara proses produksi batik dapat saja diterapkan pada banyak ornamentasi nontradisional. Dari sini kita membuat 3 formalisme akan apa yang disebut sebagai elemen dari batik, yakni :
a. Proses pembuatan dengan menggunakan canting, baik berupa cap ataupun canting tulis.
b. Ornamentasi dekoratif sebagaimana kita kenal dalam tekstil batik
c. Apresiasi batik secara umum
Sifat – sifat a, b, dan c ini melahirkan hirarki dari pendefisian apa yang kita sebut sebagai batik dalam hubungan himpunan bagian yang dapat digambarkan dalam diagram Venn.
Gambar diagram Venn yang menunujukkan keterkaitan antara proses mbatik, motif batik dan apresiasi atas karya batik.
Proses definitif inilah yang memunculkan (emerge) apa yang kita sebut batik. Dan ketika batik telah dapat ditunjukkan pola fraktalnya, batik menjadi peluang untuk dilihat sebagai bentuk generatif. Bahkan bukan tidak mungkin , beberapa jenis pola fraktal yang telah dikenal sebagai “keindahan matematika” dapat pula menginspirasi pola batik. Dari sini, penelitian menunjukkan bahwa terdapat sekurang – kurangnya 3 tipe pola fraktal yang secara komputasional dapat menjadi bentuk motif batik fraktal generatif yang komputasioanal, yakni :
Tipe 1 : Fraktal Sebagai Batik
Kustomisasi dapat dilakukan atas aturan – aturan iterasinya (pengulangan fungsi dengan cara menggunakan output sebagai input pada tahapan – tahapan selanjutnya), modifikasi pada bentuk pencorakan warna , dan sebagainya.
Tipe 2 : Hibrida Fraktal Batik
Modus desain ini menggabungkan secara estetik pola fraktal yang dilahirkan secara komputasional dan apa yang dilahirkan melalui tradisi budaya batik secara luas dikenal.
Tipe 3 : Batik Inovasi Fraktal
Merupakan bentuk implementasi dari gambar dengan pola tertentu atau acak dengan bentuk – bentuk iteratif atau logaritma pengisian dari ornamentasi batik asli sebagai isen atau pola batik yang telah dikenal secara tradisional. Hal ini dapat dilakukan dengan ekstrasi motif dasar dari ornamentasi batik yang kemudian diiterasi ulang dengan menggunakan batik yang telah dikenal.
B. BATIK FRAKTAL SEBAGAI FUNGSI ITERATIF
Dalam bukunya, Fractals Everywhere, M. F. Barnley menunjukkan bagaimana fraktal dapat diproduksi dengan memperkenalkan konsep perulangan dengan transformasi dari berbagai bentuk-bentuk geometris, yang dinamakan sebagai sistem fungsi teriterasi. Proses iterasi dapat didefenisikan sebagai langkah berulang di mana keluaran dari sistem menjadi masukkan dari sistem tersebut secara berulang dengan transformasi geometris tertentu. Disini, keluaran menjadi masukan dan begitu seterusnya. Langkah – langkah yang digunakan dalam proses tidak harus sama untuk semua jenis input tapi masih memiliki kemiripan. Sistem fungsi iterasi memperlihatkan proses dengan konstrain geometri tertentu yang menghasilkan pola kemiripan pada diri sendiri yang kita kenal sebagai fraktal. Yang menarik, beberapa motif dasar batik, ketika diperhatikan dengan cermat, menunjukkan pola serupa ini.
Misalnya motif dasar mega mendung khas Cirebon yang menggambarkan awan – awanan. Menunjukkan pola satu mega dapat digambarkan dari mega – mega lain yang lebih kecil. Ini merupakan sifat fraktal lain yang disebut sebagai Sistem Fungsi Iterasi (SFI). SFI yang merupakan inovasi matematika kontemporer menunjukkan bagaimana satu motif dasar batik terbentuk sebagai pola iteratif yang berulang. Menariknya, para pembatik tradisional hampir bisa dipastikan tidak menggunakan persamaan matematis apapun dalam menggambar motif dasar desainnya. Estetika untuk menggambar objek dapat dilihat sehari – hari merupakan modal dasar desain batik. Membatik merupakan representasi dari menggambar, melukis, atau menulis dan ini tentu bersifat estetis daripada matematis. Proses ini menghasilkan apa yang kita sebut sebagai pola generatif batik dan ini member pola fraktal yang sangat berbeda dengan pola geometri dalam matematika konvensional.
Gambar motif batik mega mendung yang menggambarkan awan
Keterangan gambar :
1. Awan
2. Awan dipersepsi secara kognitif oleh pembatik tradisional
3. Menghasilkan beberapa motif batik mega mendung
4. Secara komputasional diperoleh persamaan dasar transformatif fraktal dari batik mega mendung
5. Dari transformasi ini , secara komputasional dapat dihasilkan motif batik awan – awanan sebagaimana halnya mega mendung. Generasi komputasional parameter yang diperoleh dari teknik komputasional khusus fraktal menunujukkan bagaimana persamaan transformatif mega mendung memiliki kesamaan kuat yang naturalistik (bahkan mirip secara geometris) dengan awan – awan yang ingin digambarkan sejak awal
Batik sebagai sebuah objek estetika berpola memiliki tata aturan penggambaran yang dapat diperlakukan sebagai bentuk seni generatif yang memiliki kegunaan :
1. Memberikan sumbangan dan inspirasi pada peradaban umat manusia, khususnya dalam bidang perkembangan seni generatif
2. Mendorong dan memperluas eksplorasi dan apresiasi atas batik sebagai bagian dari seni tradisi nusantara Indonesia
3. Mendorong penggalian aspek kognitif terkait cara pandang dan kebijaksanaan masyarakat terdahulu kita tentang alam dan masyarakat, mengingat eratnya kaitan antara seni dan sains sebagaimana ditunjukkan dalam sejarah perkembangan dan sejarah sains modern.
C. BATIK SEBUAH LAKON
Gambar batik sebuah lakon yang dapat dijadikan lambang persahabatan dan kebersamaan.
Sehelai kain batik dipercaya memiliki sukma yang dititipkan oleh pembatiknya, khusus untuk kebaikan sang pemakai kain tersebut. Artinya, setiap helai kain batik adalah karya yang tidak ada duanya atau one of a kind. Corak dan warnanya boleh saja sama. Tapi sukmanya berlainan, karena spesifik si pemakai kain batik tersebut. Pada masa silam , seni batik bukan sekedar untuk melatih keterampilan lukis dan sungging, seni batik sesungguhnya sarat akan pendidikan etika dan estetika bagi wanita zaman dahulu. Seni batik menjadi sangat penting dalam kehidupan karena kain batik telah terjalin sangat erat ke dalam lingkaran budaya hidup masyarakat. Selain itu, batik juga punya makna dalam menandai peristiwa penting dalam kehidupan manusia, seperti dari mulai kita lahir hingga kita meninggal. Seseorang yang telah tiada dan sebelum dikebumikan biasanya ditutupi kain batik untuk menutupi jenazahnya. Dengan kata lain, kita diajarkan untuk mencintai kain kebesaran negara kita sampai menutup mata sebagai selimut terakhir kita di dunia. Dibalik radius malam dan benang ada corak batik yang bergelayut manja menghantarkan manusia pada haribaanNya.
Batik dalam esensi keseluruhannya tak bisa direduksi (cara yang standar untuk memahami fenomena yang kompleks) sebagai motif belaka atau sebagai proses belaka. Penggalian akan makna dan bagaimana hal ini membudaya secara turun temurun tentu sayang untuk berhenti hanya sampai disini. Upaya ini mesti diteruskan dengan paduan apik sains dengan teknologi yang lain lagi untuk harmoni yang saling berinspirasi dengan kekayaan budaya tradisional Indonesia. Tak hanya dilestarikan, tetapi juga perlu terus ditumbuh kembangkan sesuai dengan tuntutan dan dinamika zaman. Batik tak hanya sebatas warisan budaya belaka tetapi juga perlu terus mampu beradaptasi sesuai dengan gerak dan dinamika masyarakat pemakainya. Di sisi lain, wacana batik fraktal membuka peluang akan batik yang senantiasa terus berkembang dengan konteks masa kini, ketika komputasi telah sedemikian memasyarakat. Maka, cintailah dan lestarikan batik sebelum kita dipaksa untuk melupakannya karena negeri sebrang berebut untuk menjarahnya. Sekarung kenangan kemegahan batik telah mengukir melalui malam merambat dari pucuk – pucuk canting. Yang merinai dalam pelepah jati diri pada anak negeri pembatik. Kini jiwaku berbatik, merintik pada sehasta liris batikM.
Sekarang ini batik telah melekat dalam keseharian kita. Mulai saat kita tidur, santai bahkan acara formal sekalipun kita seperti sudah terikat dengan batik. Maka tidak heran jika banyak toko - toko batik berlomba – lomba menjual produk yang bermotif batik. Mulai dari tas, sepatu, sandal, jilbab, pakaian, dan lain lain. Seiring dengan menanjaknya pamor batik dan bertambahnya permintaan produk batik, maka muncullah butik batik yang semarak memadu padankan batik menjadi produk yang bernilai tinggi. Bahkan untuk para penggemar batik tidak perlu repot lagi berbelanja batik ke pasar, kini ada juga yang menjual batik online. Salah satu situs yang menyediakan produk – produk batik berkualitas tinggi adalah www.berbatik.com. Anda hanya tinggal klik situs tersebut maka anda bisa memilih produk batik kesukaan anda. Karena toko online tersebut terdiri dari para creative di industri batik dan kain nusantara. Untuk masalah harga http://www.berbatik.com/ lah yang paling mengerti keinginan anda, sebab harganya sangat terjangkau dan temukan batik yang modis dan trendy.
MARI MENCINTAI BATIK!
MARI MENGINSPIRASI DUNIA!
Berikut beberapa contoh variasi yang dapat muncul dari pengetahuan kita akan batik dan bersifat fraktal yang ada didalamnya.
Gambar 1. Garuda Mandelbort. Motif yang digenerasi dari potongan kecil (zooming) pada fraktal himpunan Mandelbort yang diberi isen fraktal Mandelbort dalam pola acak.
Gambar 2. Batik trans lingkaran sinergi
Gambar 3. Mega Mendung. Motif yang dihasilkan dari rekonstruksi motif mega mendung khas pesisiran Cirebon dengan menggunakan SFI.
Gambar 4. Inovasi batik dari sumatera. Pola rekomposisi algoritmik atas ekstraksi pola batik dari berbagai motif dari luar pulau jawa.
Sumber :http://www.berbatik.com/
http://www.yohanessurya.com/download/FisikaBatik/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar